Nafsul Insan
🌷Nafsul Insan (Nafsu Manusia) 🌷
Nafsu = keinginan
Qs. 7:172
--> Mengesakan Allah
Qs. 39:42
--> saat tidur jasad dan ruh mati sementara
*Jiwa Manusia*
Kondisi jiwa manusia itu dinamis (berubah-ubah). Saat akal menonjol, nafsu terombang-ambing. Saat dzikir menonjol, nafsu akan tenang. Saat nafsu menonjol, nafsu tidak terkawal (syahwat mendominasi). Mengawal jiwa sangat penting.
*Ruh dan Hawa Nafsu*
Allah memuliakan ruh (Qs. 32:9). Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena diberikan jiwa, hati, dan akal. Hewan juga punya nafsu namun tak punya akal. Ketika manusia mengikuti nafsu tanpa disertai akal maka akan seperti hewan. Hawa nafsu ada yang baik dan buruk. Ada pula manusia yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya. Qs. 25:43, Qs. 45:23.
Karena itu kita hendaknya selalu melibatkan Allah dalam segala pengambilan keputusan. Jangan mendikte Allah. Jika kita punya keinginan berdoa minta yg terbaik, namun apapun yang diberikan oleh Allah harus disyukuri.
Ada 3 kondisi ruh manusia :
*1. Ketika ruh mendominasi hawa nafsu*
>mudah beribadah
>hilanglah kemalasan
>mudah berjihad
>jiwa menjadi tenang (dzikir) Qs. 13:28
>mencegah kemungkaran Qs.29:45
>panggilan mulia oleh malaikat (saat dicabut nyawanya, dan saat dibangkitkan kembali)
Ketika ruh mendominasi hawa nafsu maka disebut juga _Nafsul Mutmainah_ (nafsu baik).
--->Jiwa istiqamah, namun tergelincir dosa itu sunatullah maka perlu bertaubat. Kita tidak bisa menghindari nafsu maka kita harus _mujahadah_ dan berdzikir dalam segala kondisi. Dzikir akan menjadi = *jalan untuk mencapai kebahagiaan, *benteng dari godaan setan dan bisikannya, *senjata dan perisai orang mukmin.
Cara agar jiwa selalu dalam kondisi _mutmainah_ yaitu dengan _mujahadah_, dan kesadaran terus-menerus untuk berdzikir dan yakin pada Allah.
*2. Ketika ruh dan hawa nafsu sama" dominan*
akan ada dua keadaan
# dia akan menempuh jalan istiqamah dan induk" ketaatan, tetapi tidak terlepas dari perbuatan dosa (melakukan dosa secara tidak sengaja dan menyesali perbuatannya). Disebut juga _Nafsu Lawamah_= jiwa yang mencela berbagai keadaan --> harus banyak amal kebaikan karena setiap dosa kecil yang tidak disengaja akan dimaafkan Qs. 53:32.
# dia istiqamah tetapi terkalahkan dengan nafsunya (melakukan dosa dengan sengaja). Disebut juga dengan _Nafsul Musawilah_ = jiwa yang selalu menggoda --> harus segera bertaubat karena kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Dia harus membenci perbuatan dosa yang dilakukan agar Allah lebih mudah menerima taubatnya. Ketika kita melakukan dosa sebenarnya menganiaya diri sendiri (sudah tau dosa malah dilakukan). Mukmin itu seperti benih, kadang lurus kadang condong.
*3. Ketika hawa nafsu mendominasi ruh*
Dia tau dosa lalu bertaubat lalu kembali berbuat dosa lagi bahkan lebih dalam (dosa sangat besar) Qs. 25:43, Qs. 45:23. Berlaku sombong, ingkar, dan bahkan membunuh. (ex: bani israil yang mendustakan dan membunuh rasul" yg diutus Allah. Disebut juga _Nafsul Amarotubisu_ = jiwa yang memerintahkan kejahatan, dan lari dari kebaikan) --> kondisi ini berpotensi _su'ul khotimah_ dan urusannya terserah Allah. Jika diakhiri dg keburukan maka celaka selama-lamanya. Jika diakhiri dengan kebaikan hingga mati di atas tauhid maka masih ada penantian untuk diampuni dan dibebaskan dari neraka walau sementara, atau diampuni karena pahala yang tak diketahui.
🌷 *بَارَكَ اللّهُ فِيْكُمْ* 🌷
Tidak ada komentar: